Kamis, 31 Desember 2009

RIBUAN WARGA TRENGGALEK KIBARKAN BENDERA SETENGAH TIANG

Trenggalek, 31/12 - Ribuan warga Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengibarkan bendera setengah tiang sebagai perlambang duka cita (berkabung) atas meninggalnya mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Pantauan di lapangan, Kamis, suasana berkabung tidak hanya terlihat di lingkungan pondok pesantren di Trenggalek yang jumlahnya mencapai 100-an lembaga, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat biasa, baik yang ada di kota maupun desa.

Pengibaran bendera setengah tiang bahkan juga dilakukan oleh warga Tionghoa maupun non-Islam lainnya.

Mereka, seperti juga dilakukan warga Trenggalek lain, terlihat memasang bendera merah putih dengan posisi setengah tiang di depan rumah masing-masing.

"Ini menunjukkan bahwa masyarakat Trenggalek benar-benar kehilangan sosok Gus Dur sebagai Bapak Bangsa," kata pengasuh Pondok Tengah, Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, KH Masruhin Mahmud.

Di salah satu pondok pesantren terbesar di Trenggalek ini, doa bersama dan pembacaan tahlil telah dilakukan sejak Rabu malam, selepas shalat Isya.

Pembacaan tahlil itu kemudian dilanjutkan Kamis pagi, selepas jamaah shalat Subuh di masjid pondok dengan diikuti ribuan santri.

"Insya-Allah shalat gaib akan kami lakukan bersama besok (Jumat, 1/1) selepas shalat Jumat," kata salah satu ulama berpengaruh di Trenggalek ini menjelaskan.

Pria yang akrab dipanggil dengan sebutan Gus Rukin ini mengatakan, kesan atas sosok Gus Dur di masyarakat Trenggalek memang sangatlah besar.

Selain memang mayoritas warga di daerah ini merupakan warga nahdliyin, mantan Presiden RI tersebut tercatat beberapa kali singgah di kota mereka.

Termasuk saat cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini menghadiri pernikahan antara Gus Rukin dengan Luluk Lutfiah, putri pengasuh salah satu ponpes di Kebumen (KH Imam Muzanni) pada tahun 2002.

"Ayah Gus Dur, KH Hasyim, dulu sering datang ke Trenggalek menemui ayah saya, (alm) KH Mahmud Iksan. Gus Dur juga datang saat beliau (KH Mahmud Iksan) meninggal pada tahun 2002," ucapnya.

Karena itulah, sebagai warga NU sekaligus penggemar Gus Dur, pengasuh Pondok Tengah yang dikenal memiliki pengaruh luas di Trenggalek ini mengimbau pada seluruh lapisan masyarakat Trenggalek supaya memanjatkan doa secara khusus untuk Gus Dur.

Dia sendiri menyatakan belum berniat untuk melihat langsung prosesi pemakaman salah satu tokoh besar nasional tersebut.

Berencana untuk takziah ke PP Tebuireng Jumat siang (1/1) selepas memimpin shalat Gaib atau usai shalat Jumat di masjid Pondok Tengah yang berkapasitas 3.000-an orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar